Photo By Cova Utira - Gunung Kawi Tampaksiring |
Candi Tebing Gunung Kawi Menurut
sejarah, Pura Gunung Kawi Tampaksiring merupakan Sthana/ tempat
pemujaan raja Bali yang bernama Anak Wungsu. Anak Wungsu sendiri
merupakan putra dari Raja Udayana. Diceritakan
Raja Udayana dengan permaisurinya Gunapriya Dharmapattni mempunyai 3
orang putra yakni Airlangga, marakata dan Anak Wungsu. Airlangga sebagai
putra sulung akhirnya menjadi Raja Kediri di Jawa Timur, sedangkan
Marakata dan Anak Wungsu meneruskan tahta Raja Udayana di Bali. Setelah
Raja Udayana wafat, tahta digantikan oleh Marakata pada tahun 1025 M,
kemudian setelah Marakata wafat tahta digantikan oleh adiknya yaitu Anak
Wungsu (1049 Masehi sampai tahun 1080 M). Raja-raja inilah yang setelah
wafat di stanakan di Candi Gunung Kawi Tampaksiring. Pada
dinding Candi ditemukan tulisan Kediri Kwadrat yang berbunyi "Haji
Lumah Ing jalu" yang artinya "raja yang dicandikan di Jalu". Sedangkan
Candi kedua terdapat tulisan "Rwa Nak ira" yang artinya "dua putra
beliau". Sehingga dapat disimpulkan bahwa candi terbesar adalah Stana
Udayana, dan candi yang kedua adalah stana dari putra-putranya. Pada
Prasasti Tengkulak berangka tahun 945 saka (1023 Masehi) yang dibuat
pada masa pemerintahan Sri Haji Paduka Cri Dharmawangsa Marakata
Pangkaja Stanattunggadewa, mengisahkan tentang keadaan pertapaan
(Kantyangan) Amarawati yang terletak di sekitar Sungai pakerisan, yang
dimaksud dalam prasasti tersebut adalah area candi Gunung Kawi
Tampaksiring tersebut. Disamping sebagai tempat pemujaan bagi leluhur, Candi Gunung Kawi juga sebagai pusat pelatihan spiritual dan keagamaan.
Lokasi
Candi Tebing Gunung Kawi Terletak di Sungai Pakerisan, Dusun Penaka, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia buka di Google Maps
No comments:
Post a Comment